Siapa yang menyangka, jika kantong plastik atau kantong kresek bekas belanjaan dapat dirubah menjadi kerajinan kantong plastik, dengan kata lain Limbah plastik ini pun bisa disulap menjadi kerajinan tangan yang cantik.
Seperti dilakukan oleh Sulastri Ningsih, yang mengubah lembaran kresek ini menjadi kerajinan bunga. “Semula anak saya yang masih kecil mengikuti karnaval, saya buatkan buket bunga yang bahannya dari tas kresek,” terang perempuan asal Dusun Jabon, Desa Wonokerto, Kecamatan Plemahan.
Kantong plastik tidak hanya bisa dibuat menjadi bunga, tapi juga bisa menjadi topi. Selain terbuat dari kantong plastik bekas, juga bisa dibuat dari wadah plastik bekas. “Kantong kresek yang digunakan biasanya bekas belanja,” imbuhnya.
Sulastri menjelaskan, untuk kresek yang kotor memang memerlukan proses yang lama. Langkah pertama, kresek yang kotor dicuci. Setelah dicuci, kresek tersebut dijemur. Kresek yang sudah dalam keadaan kering, baru dapat diproses dijadikan bunga. “Agar bunga terlihat seperti yang dijual di pasaran, tas kresek disetrika,” ungkap Sulastri.
Untuk kerajinan tangan yang terbuat dari kantong plastik, sebenarnya dia sudah berkecimpung di bisnis ini sejak lama. Kerajinan tangan tersebut muncul dalam bentuk cinderamata dan aksesoris. Hanya saja pemasarannya tidak semudah seperti saat ini. Melalui media sosial, Anda bisa langsung melihat karya tersebut.
Dengan cara ini terlihat jelas bahwa banyak orang yang tertarik dengan bunga retak tiruan. Karena banyak peminat, ia pun membuat bisnis kerajinannya berkembang pesat. Sifat bahan kantong plastik yang tipis, fleksibel, transparan dan berwarna-warni memang cocok sebagai bahan pembuatan kerajinan tangan yang murah dan mudah didapat khususnya bunga.
Misalnya mawar, karena memiliki banyak kelopak, butuh waktu lebih lama. Agar menyerupai bentuk aslinya, dalam pembuatan bilahnya dilakukan gradien warna. “Untuk pembuatan, dibandingkan dengan daun pembuatan bunga jauh lebih memerlukan banyak detail,” jelas Sulastri.
Kantong plastik yang awalnya dibeli dibuang dan dijadikan sampah. Para ahli lingkungan mencoba melihatnya sebagai masalah dan peluang. Mereka berinisiatif untuk mendaur ulang sampah kantong plastik menjadi barang yang bermanfaat.
Ide kreatif dari Botol Plastik Bekas Tempat Pensil Beruang
Material:
- Botol plastik
- Kain flanel
- Resleting
- Dakron
Ide Kreatif Membuat Tempat Pensil Bentuk Anjing dari Botol Plastik Bekas
Material :
- Botol plastik
- Kain flanel
- Kardus
- Tinta timbul
Pengelolaan Sampah
Menurut Baedowy sampah harus dikelola dari sumbernya, termasuk sampah rumah tangga. Namun sayangnya, sebagian besar masyarakat Indonesia belum peduli terhadap lingkungan. Karena itu, dibutuhkan edukasi yang butuh waktu. “Bayangkan, berapa banyak sampah plastik yang akan berkurang jika di setiap rumah memiliki mesin daur ulang sendiri, tidak perlu repot-repot dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA),” kata lelaki yang telah meraih penghargaan Industri Hijau Tingkat Nasional 2010 dari Kementerian Perindustrian itu.
Melalui program kemitraan yang selama ini dia prakarsai, Baedowy pun bertekad ingin membagikan ilmunya pada semua orang agar sampah bukan lagi menjadi masalah saat ini.
Usaha Sampah
Sesuai dengan nama usahanya, yakni Majestic Buana yang berarti mengagungkan bumi, Baedowy ingin memuliakan bumi dengan mengurangi beban sampah plastik di muka bumi. Semoga langkahnya ini dapat diikuti yang lain.
Dari awalnya hanya bermodalkan satu mesin dan satu karyawan, dalam dua tahun, bisnisnya bisa menghidupi lebih dari 50 karyawan dan ratusan pemulung lainnya.
Tahun 2000, ia mendirikan Majestic Buana Group. Saat ini, ia telah bekerjasama dengan lebih dari 150 mitra pencacah botol plastik di berbagai daerah. Jika satu mitra mempekerjakan minimal 5 orang, setidaknya ada 750 yang terlibat dalam bisnis ini. Itu belum termasuk lapak pengepul dan pemulung. Karena usahanya ini, ia meraih penghargaan sebagai Wirausaha Terbaik pada ajang Dji Sam Soe Award 2009.
Setiap minggu, tiap mitra rata-rata menghasilkan 3 ton–5 ton cacahan plastik. “Dulu semuanya jual ke saya, tapi kini di daerah sudah ada buyer lain,” ujar pria yang hobi berburu ini. Jika ada mitra memasok cacahan plastik, ia mengambil margin Rp 500-Rp 1.000 per kilogram (kg) tergantung bahan baku.
Setiap minggu, tempat usaha Baedowy di Bekasi bisa menghasilkan 6 ton–10 ton cacahan plastik. Ini belum termasuk cacahan plastik yang dia peroleh dari mitranya.
Baedowy menjual 70% cacahan plastik ke China, sisanya dijual ke pasar lokal. Permintaan akan naik setiap Juni sampai Agustus. Sebaliknya, Desember sampai Februari, permintaan akan turun. “Kecenderungannya seperti itu,” katanya.
Baedowy juga ikut memberdayakan mitranya. Ia memberikan pelatihan dari nol sehingga mereka dapat memproduksi plastik gilingan sendiri. Baginya, komunikasi menjadi kunci dalam membangun hubungan baik dengan mitra.
Baedowy juga memproduksi mesin pencacah dengan aneka kapasitas. Dalam sebulan, ia bisa menjual dua mesin sampai tiga mesin dengan harga Rp 25 juta-Rp 36 juta per unit. Jika ingin melengkapi dengan alat tambahan, seperti sasis mesin, vanbelt, mesin pompa air sirkulasi, dan kunci, harganya Rp 33 juta – Rp 45 juta per mesin.
Melihat tingginya minat masyarakat pada bisnis pengolahan botol plastik, Baedowy kini membuat mesin untuk produksi skala rumah tangga. “Mesin ini nanti memakai tenaga listrik 750 watt dan dibanderol sekitar Rp 10 juta per unit,” katanya.
Selain menjalankan bisnis, Baedowy juga disibukkan oleh kegiatan mengajar dan menjadi pembicara di berbagai perguruan tinggi. Ia juga sedang melanjutkan pendidikan S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB). “Sebagai pengusaha, pendidikan itu penting,” katanya.
Sahabat dapat menggunakan mesin pencacah plastik yang baik.
Recent Comments